THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sunday, September 27, 2009

A story

Dulu, hiduplah seorang manusia. Manusia biasa, makan, minum, dan bergaul layaknya manusia lain. Tetapi, ada yang beda dari pergaulannya. Dia bergaul dan berteman dengan Malaikat Maut. Mereka, layaknya pergaulan biasa, sering menghabiskan waktu bersama. Canda dan tawa. Senang dan susah. Layaknya berteman dengan sesama manusia.

Suatu ketika, Sang Malaikat Maut harus pergi meninggalkannya. Lantas, temannya berkata :
Manusia : Wahai sahabatku, mengapa kau pergi?
Malaikat : Aku ada urusan mendadak. Jadi, aku harus meninggalkanmu sementara waktu.
Manusia : Baiklah, aku akan membiarkanmu pergi. Tetapi, kau harus memberi kabar bila kau akan kembali.
Malaikat : Tentu. Sekarang, aku akan pergi. Selamat tinggal sahabatku. Sampai berjumpa lagi.

Dan Sang Malaikat pun pergi meninggalkan sahabatnya. Walaupun sedih, si Manusia tetap melepas kepergian sahabatnya.

Waktu terus berlalu...

Sampai suatu ketika Sang Malaikat kembali kepada sahabatnya. Tetapi bukan untuk bercanda seperti dulu, melainkan menjemput nyawa sahabatnya. Si manusia pun kaget mendengarnya dan dia berkata:
Manusia : Wahai sahabat, mengapa kau kembali untuk menjemput nyawaku?
Malaikat : Karena sudah waktunya, wahai sahabatku.
Manusia : Tetapi, aku belum beribadah kepada Tuhan dan belum melakukan banyak kebajikan. Lagipula, bukankah aku telah berkata padamu untuk memberi kabar bila kau kembali?
Malaikat : Wahai sahabatku, aku telah memberi kabar kedatanganku. Rambut hitammu telah berubah menjadi putih, kulitmu yang kencang kini menjadi keriput, dan tulangmu yang kuat kini telah rapuh.

Mendengar penjelasan sahabatnya itu, si manusia hanya bisa terdiam dan menyesali perbuatannya menyia-nyiakan waktunya semasa hidup.


Apakah yg bs kita plajari dari crita ini?
Find it out yourself..

0 comments: